Setelah 1 bulan menikmati libur panjang di Manokwari, akhirnya perjalanan part 2 datang juga. Part yang sudah lama saya rencanakan. Jujur ini akan menjadi perjalanan terjauh saya yang saya rencanakan jauh-jauh hari serta menggunakan biaya sendiri.
Tiga minggu yang lalu saya memutuskan untuk membeli tiket kapal laut milik Pelni dari Makassar ke Maumere. Makin mudah ternyata membeli tikket Pelni karena sudah menggunakan aplikasin yang bisa di download di handphone. Saat mengotakatik pilihan tiket. Yang tersedia hanya ada tiket ekonomi. Tiket kelas habis. Bukan habis sih, karena setelah menggali informasi ternyata memang tidak ada lagi kelas 1, 2 Dan 3 seperti dulu. Semua jadi satu kelas Ekonomi.
Cukup mengambil resiko. Secara saat itu saya sedang di Manokwari. Keberangkatan saya pasca lebaran dimana tiket arus balik biasanya masih mahal sementara saya juga belum membeli tiket ke Makassar karena beberapa pertimbangan. Syukurnya saya tidak langsung beli tiket pesawat ke Makassar jauh – jauh hari. Karena 4 hari sebelum jadwal keberangkatan kapal dari Makassar-Maumere via Bau Bau tiba – tiba beribah. Pelni memberitahu lewat pesan whatsapp jika jadwal keberangkatan kapal diundur 2 hari. Akhirnya saya membeli tiket ke Makassar 2 hari sebelum keberangkatan. Konon ni trik untuk medapatkan harga tiket pesawat yang sedikit miring jika berangkat sendirian.
Pukul 12.30 malam jalan poros Makassar dari perintis kenerdekaan menuju pelabuhan Yosudarso Makassar sedikit lenggang. Pada pagi hingga jam 10 malam, jalanan ini selaku macet. 10 menit yang lalu mobil grab menjemput saya sesuai dengan pesanan saya di . Hanya 20 menit saya sudah tiba di pelabuhan makassar yang tampak sepih. Meski ruang tunggu sementara mulai ramai dengan calon penumpang tapi belum begitu padat. Beberapa dari mereka mengelar tikar dan tidur sesuka hati mereka. Secara rumor bahwa kapal lambelu yang sedang menuju makassar dari pelabuhan Pare-pare akan terlambat.
Sebelumnya saya sudah mencoba melacak lokasi kapal melalui applikasi vessel finder, sayangnya si kapal milik PT Pelni ini tidak update. Posisi terakhir terlacak di sekitar perairan balikpapan 4 hari sebelumnya. jadilah saya memutuskan untuk pergi pelabuhan sesuai jadwal yang tertera pada tiket. 1 jam menunggu baru update terbatu posisi kapal Lambelu nonol di layar handphone saya. Posisinya Masih jauh Dan kemungkinan Masih butuh 3 jam untuk bisa tiba di pelabuhan makassar. Itu artinya kapal kan datang jam 5 sementara saya tidak bisa tidur karena ruangan penukaran tiket Dan ruang tunggu sementara sudah penuh. 3 jam akhirnya habis denganduduk terkantuk kantuk di sebuah kursi panjang yang sydah setengah rusak bersama 3 penumpang lain yang akan menuju Bau Bau.
Perjalanan dengan kapal menuju Flores ini saya pilih karena merupakan rute yang paling masuk akal jika saya ingin mengeksplore Flores dari timur ke barat. Meski sesaat sebelum berangkat saya baru sadar jika arah sebaliknya pun bisa saya pilih. Nasi sudah jadi bubur, tiket sudah saya beli jauh jauh hari, meski harganya tidak seberapa, saya tidak mau merubah ruute yang sudah saya rencanakan. Maumere Dan sealnjutnya. Pilihan kapal Pelni juga akan memberikan pengalaman tersendiri. Paling tidak akan mengingatkan saya saat awal2 merantau Dan selaku menggunakan kapal Pelni karena keterbatasan uang. Terakhir Kali baik kapal mungkin 12 tahun yang lalu. Jadi penasaran juga apakah ada perubahan pada pelayanan kapal milik BUMN itu.
Berikut beberapa perubahan yang saya amati bedasarkan pengalaman menggunakan kapal Pelni dari Makassar menuju Maumere.
Pembelian tiket yang mudah. Dulu, kalo beli tiket kapal Pelni, kita harus pergi ke peli terdekat untuk memesan tiket beberapa hari sebelum keberangkatan. Prosesnya manual. Mencatat nama penumpang, umur, jenis kelamin serta tujuan akhir pada cecarik kertas kemudian dimasukkan loket pemesanan tiket. Antri menunggu nama dipanggi trus terima tiket yang warnanya sesuai dengan kelas yang dipilih. Tiket dewasa ekonomi biasanya warna hijau. Jumlah halaman tiket sesuai dengan banyaknya pelabuhan yang akan kita singgahi karena setiap pemeriksaan tiket satu halaman akan di robek.
Sekarang , zaman berubah. Semua serba onlain. Mau beli apa saja tinggal buka aplikasi di HP pintar. Termasuk Tiket Pelni. Yes. Pelni juga punya aplikasi yang bisa didownload di HP untuk mencari jadwal , rute kapal termasuk pengiriman barang via kapal . Hebat!.
Proses boarding. Dulu, boarding ya manual. Tunjukin tiket yang Masih ditulis manual. Tidak ada verifikasi identitas. Sekarang pake boarding pass seperti naik pesawat yg diambil saat cekin sebelum masuk kapal. Dilengkapi barcode. Masuk kapal juga saat boarding harus menunjukkan kartu identitas diri seperti KTP atau SIM.
Tiket dengan nomor seat. Saat naik kapal, kita yg memiliki nomor seat saat membeli tiket tidak perlu kawatir tidak dadpat tempat tidur. Kita dijamin dengan nomor seat yang sudah ada pada tiket meski kadang ada saja penumpang yang masih suka menyerobot tapi bisa didepak dengan pembuktian tiket. Siapa yang paling berhak di no seat tersebut.
Lantas gimana kalo tiket non seat? Tenang, meski tidak dadapat tempat, anda bisa cari tempat yang nyaman dan aman untuk beristirahat dan barang bawaan anda. Lapor ke petugas, tunjukin KTP dan anda akan mendapatkan pinjaman matrar gratis.
Pelayanan di kapal sama saja . Ada sarapan, makan siang dan makan malam ala kadarnya. Menu makan yang tidak sehat apalagi buat yang sedang diet karbo. Nasinya bejibun, lauknya secuil , rasa hambar. Pauknya secuil kek obat malaria jadi secukupnya saja. Sekali suap pauk habis,dua kali suap lauknya ikutan hanis tinggal nasi yg masih menggunung. Minum? Ada air mineral kadang teh kotak. Yg lucu dimana-mana di dinding dek kapal ter tempel “Pelni ikut menjaga lingkungan” tapi tempat makanan yg disiapkan dari plastik mika. Habis jam makan , semua tempat sampah penuh dengan plastik . Peduli lingkungan dimana? Saya lebih suka belasan tahun lalu ketika Masih pake sistem omprenk. Ya ribet dikit tapi tempat makan ribuan penumpang tidak akan berakhir di tempat sampah atau malah berserakan dimana-mana.
Kebersihan kabin. Ini paling parah! Apa lagi toiletnya. Buat kamu yang jijikan siap-siap muntah pas masuk toilet. Genangan air yang penampakannya kek air got, pintu yang tidak bisa kekunci, flush yang tidak berfungsi hingga wastafel yang burikan jadi pemandangan setiap masuk toilet.
Lantai dan dinding kabin kapal juga banyak rusak. Sudah seperti jalan aspal yang bolong di sanasini. Dari Bau-bau – Maumere ada abk yang meperbaiki lantai deck 5. Kerjanya pagi. Siang sudah sandar di Maumere. Begitu porter naik berhamburan cari penumpang, beberapa dari mereka menginjak lantai yang baru disemen dan masih basah. Alhasil hancur total. Apakah selama Pelni berlayar tidak dapat untung sehingga tidak ada perawatan fasilitas kapal? Atau Pelni berniat menenggelamkan kapal-kapal mereka yang usianya sudah puluhan tahun dan akan diganti dengan kapal baru
sekarang KRL di jawa tidak ada lagi pedagang asongan. Di kapal Pelni pedangan lebih ramai lagi. Tidak hanya yang naik jualan saat kapal sandar disetiap pelabuhan. Di kapal sendiri sudah ada penjual yang tinggal dan ikut rute kapal. Setiap beberapa menit pedagang akan lalu lalang menawarkan jualan mereka. Mulai dari buah, baju, sarung, selimut, jam tangan, peralatan eteronik, makanan hingga gelang.
Fasilitas bioskop Masih ada. Yg tidak ada adalah restoran tempat makan penumpang kelas yang kini memang tidak ada lagi. Ruang tersebut disulap jadi kafe dan tempat karaoke.
Perjalanan ke Flores ini kental banget suasana floresnya. Mulai dari penumpang yang sebagian besar orang Flores. Mereka kebanyakan menuju Maumere dan Larantuka. Logat khas daerah mereka terdengar dimana-mana. Pulang kampung dari rantau Kalimantan Dan Malaisya. Tau sendirikan kalo perantau ketemu sesama suku. Kelar itu telinga siap2 disumbat dengan headset. Blum lagi jaman sekarang jaman speaker aktif. Setiap baris seat putar lagi. Berasal kayak di pasar . Setelah 36 jam berlayar, akhirnya kapal tiba di Maumere. Welcome to Flores.š„°