Ruteng, Ibukota Kabupaten Yang Bersahaja

Dengar kata Ruteng pasti yang terbayangkan adalah persawahan dengan bentuk menyerupai sarang laba-laba. Iya itu sudah pasti karena obyek wisata paling dekat di Kota Ruteng adalah Linko, persawahan sarang laba-laba yang bisa dilihat dari bukit Cancar. Cukup berkendara 20 menit sudah sampai.

Buat saya yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kota ini banyak kejutan. Lanskap sudah pasti bagus. Kota yang berada di ketinggian yang lumayan tertata rapi. Cukup bersih juga mirip lah sama Bajawa. Bedanya Ruteng sedikit lebih luas, lebih ramai. Pantaslah waktu dalam perjalanan dari Bajawa ke Ruteng dalam mobil yang saya tumpangi ada seorang ibu-ibu yang juga ke Ruteng ingin menghadiri acara wisuda anaknya. Bawaannya 2 ekor ayam dan 1 jerigen 5 liter mokke (minuman lokal beralkohol).

Gereja Katedral di Ruteng

Yang paling saya salut adalah keserhanaan kantor pemerintah seperti kantor bupati . Sederhana. Janua dua lantai. Ukurannua tidak terlalu besar. Tidak seperti bangunan kantpr bupati di bebberapa kabupaten pemekaran di Papua yang ukurannya besar, halaman besar, ruangan banyak tapi tidak terawat. Bahkan kinerjanya ya B saja. 

Dua kali saya menyempatkan untuk jalan-jalan di komplek pertokoan yang lemungkinan besar pasar lama. Cukup bersih. Biasanya pasar identik dengan sembraut, kumuh dan bau. Di Ruteng itu tidak saya temukan. Saya juga suka dengan fasilitas laundry kiloannya yang murah dan cepat. Sama dengan di Bajawa. 35.000 rupiah bisa nyuci 3 kg hasil ya diterima 2 jam.

Jembatan di Kota Ruteng

Di Ruteng juga banyak fasilitas penginapan. Terutama homestay. Mereka cukup siap uuntuk pariwisata. Cari di google map ada banyak homestsy. Bahkan hostel tempat saya nginap . Letaknya strategis ditengah kota jadi gampang kemana-mana. Pemiliknya juga paham soal tourism jadi tidak heran pas nginap disana tamunya banyak dari berbagai negara.

Mau ngopi juga ada warung kopi yang menjual kopi khas setempat dengan kualitas premium. Harga? Sangat terjangkau. 1/2 harga kopi brand dari luar negeri. Jalan – jalan pagi atau sore keliling kota jadi makin asik dengan suhu yang adem. Makan juga gampang. Banyak warung dan harga bersahabat.

Meski bagus tentu ada kurangnya. misal jalan. Dalam pusat kota memang bagus jalannya. Tapi kalo ke pinggiran terutama yang arah ke selatan banyak yang berlobang. Banyak juga bangunan yang asal bangun tanpa melihat estetika. Misal bangunan dekat jembatan yang belakangnya dibangun di atas sungai. Ada juga patung dalam kota yang belakangnya sedang dibangun sebuah ruko. Jaraknya sangat mepet dengan patung Kristus jadi mengurangi keindahan taman.

Konsepnya gimana ni bangunan dan taman?
Sungai kok di atasnya ada bangunan?

Tentu 3 hari di Ruteng tidak akan cukup untuk mengeksplore Ruteng secara detail dan lengkap. Apalagi menilai baik buruknya. Tapi, 3 hari memberi pengalaman dan rasa nyaman yang cukup. Jika berkesempatan untuk kembali, tentu mau.

Diterbitkan oleh Amos Sumbung

Suka jalan-jalan terutama ke tempat baru. Snorkeling, Baca terutama novel dan buku travel. TInggal di Manokwari Papua . Saya suka kopi. sangking sukanya, saya membuka warung kopi :D

Tinggalkan komentar